Jumat, 26 Januari 2018

HUKUM DAN PERINTAH SHOLAT GERHANA

Hukum shalat gerhana matahari dan bulan adalah sunnat muakkad, yaitu sunnah yang dikuatkan bagi setiap kaum muslimin. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW:


“Aisyah Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘Asholatu Jamiah’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at. (HR. Muslim ).


Dari Abu Musa RA, ia berkata”Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadi hari kiamat, sehingga beliau pun mendatangi masjid kemudian beliau mengerjakan shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang lama. Aku belum pernah melihat beliau melakukan shalat sedemikian rupa.”. (HR. Muslim).


Kapan Diperintahkan Untuk Shalat Gerhana?

Shalat gerhana diperintahkan ketika melihat gerhana matahari atau gerhana bulan dengan pandangan mata secara langsung (rukyah).  Sehingga ketika keadaan cuaca mendung dan gerhananya tidak dapat dilihat dengan kasat mata, maka tidak diperintahkan untuk shalat.  Karena perintah tersebut sangat terikat dengan waktu terlihatnya gerhana. Apabila gerhananya berlalu maka tidak ada lagi perintah  untuk  shalat gerhana. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW :

“Maka apabila kalian melihatnya, maka lakukanlah solat dan berdoalah kepada Allah sampai hal yang menakutkan itu hilang.” (HR. Muslim)


Waktu Sholat Gerhana

Waktu shalat gerhana adalah  kapan saja ketika melihat gerhana matahari dan bulan, dan boleh dilakukan pada saat waktu-waktu yang dilarang untuk mengerjakan shalat. Karena dia merupakan shalat yang memiliki sebab.


Tata Cara Mengerjakan sholat Gerhana Matahari Dan Bulan

Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua raka’at . setiap rakaat dilakukan dengan 2 kali ruku’ dan 2 kali sujud.  Adapun cara mengerjakannya adalah sbb:

1.    Sebelum sholat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan, ”Ash-shalatu jaami’ah.

2.   Takbiratul ihram sambil Niat melakukan sholat gerhana {kalau gerhana matahari diniat untuk sholat gerhana matahari (“kusufi”) . kalau gerhana bulan diniat untuk sholat gerhana bulan (“khusufi”)}.

 Niat sholat gerhana matahari : 
اُصَلِّى سُنَّةَ الْكُسُوْفِ رَكْعَتَيْنِ ..... لله تعالى
“Aku sholat gerhana matahari 2 rakaat karena Allah Ta’ala”

Niat sholat gerhana bulan : 
اُصَلِّى سُنَّةَ الخُسُوْفِ رَكْعَتَيْنِ ..... لله تعالى
       “Aku sholat gerhana bulan 2 rakaat karena Allah Ta’ala”

3.   Membaca do’a iftitah kemudian membaca al-fatihah, lalu membaca surat Al-Qur’an dianjurkan yang panjang suratnya.

4.   kemudian ruku’ lalu I’tidal setelah I’tidal dilanjutkan dengan membaca surat Alfatihah kembali kemudian ruku’ lagi (ruku’ yang ke 2), lalu bangkit dari ruku’ (i’tidal).

5.   kemudian sujud yang lama seperti I’tidal lalu duduk antara 2 sujud kemudian sujud lagi.

6.   kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat ke 2 sebagaimana pada rakaat pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.

7.   kemudian duduk tasyahud akhir lalu memeberi salam.

8.   Setelah sholat, Imam disunatkan untuk menyampaikan khutbah yang berisi anjuran untuk beristigfar, berzikir, berdoa, dan bersedekah.



Demikian semoga bermanfaat.