Jumat, 17 Februari 2017

Hatim al-Asham, selama 30 tahun berguru kepada Abu Ali Syaqiq bin Ibrahim al-Balkhi “hanya belajar 6 hal”

Salah satu tokoh sufi terkemuka asal Khurasan pada abad ke-8 M adalah Abu Ali Syaqiq bin Ibrahim al-Balkhi. Sejak muda, tokoh yang wafat pada 149 H/ 810 M ini, terkenal dengan sikap zuhud, wara', dan ketakwaannya. Keputusannya untuk meninggalkan gemerlap dunia berawal dari kisah sederhana. 

Terlahir dari keluarga saudagar yang berlimpahan harta, ia pun dipercaya menjalankan bisnis orang tuanya. Saat melancong ke Turki, ia bertemu dengan seorang penyembah berhala yang tengah asyik menghambakan diri di hadapan benda-benda tak bernyawa itu. Mereka berpenampilan botak dan tanpa memelihara jenggot dengan busana serbahijau.


Merasa risih akhirnya ia menegur para penyembah berhala itu. “Wahai pelayan, sesungguhnya kami memiliki Tuhan yang mahahidup, mahatahu, mahakuasa, sembahlah Dia dan jangan ikuti berhala-berhala yang tak bermanfaat itu.” 
Pernyataan itu membuat kaget mereka yang mendengarnya. Tak terima dengan ungkapan tersebut, mereka menjawab: “Jika memang apa yang kamu ucapkan itu benar bahwa Tuhanmu Mahakuasa untuk memberikan rezeki kamu di negerimu, mengapa kamu bersusah-susah datang kemari untuk berdagang?”


Detik itu juga, hatinya teriris, kata demi kata itu mampu menancap kuat di hatinya. Ia sadar, dunia telah melalaikannya selama ini. Sejak kejadian itulah, al-Balkhi membuat keputusan besar untuk menjauh dari gemerlap dunia hingga ia menekuni tasawuf dan pakar di bidangnya. Tak sedikit murid yang berguru kepadanya, termasuk Hatim al-Asham.

Hatim al-Asham dan para muridnya kerap menemani sang guru dalam berbagai kesempatan. Tidak terkecuali pada masa perang. Meski terkenal sebagai pakar sufi, al-Balkhi sering terlibat jihad. Pernah suatu ketika, seperti dinukilkan oleh Hatim, peperangan terjadi untuk menyerbu Turki. Tumpukan mayat, tombak, dan pedang yang patah tak membuat nyalinya ciut. “Demi Allah, hari ini saya merasa tenteram seperti malam itu,” kata Hatim menirukan perkataan sang guru.  


Hatim menemani al-Balkhi selama hampir 30 tahun. Kurun waktu yang lama itu, memberikan kedekatan antarkeduanya. Hubungan antara seorang murid dan guru tak lagi ada sekat. Keduanya bahkan saling belajar. 


Mengutip Hiburan Orang-Orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata, dan Penuh Hikmah terbitan Pustaka Arafah, suatu hari al-Balkhi berkata kepada muridnya, Hatim al-Asham, “Apa yang telah engkau pelajari dariku sejak menyertaiku (selama 30 tahun)?”

Hatim al-Asham menjawab, “Ada enam hal”. 


Pertama, saya melihat orang-orang masih ragu mengenai rezeki. Tidak ada di antara mereka melainkan kikir terhadap harta yang ada di sisinya dan tamak terhadap hartanya. Lantas saya bertawakal kepada Allah SWT berdasarkan firman-Nya: “Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.” (QS Hud [11]: 6).


Karena saya termasuk makhluk bergerak, maka saya tidak perlu menyibukkan hatiku dengan sesuatu yang telah dijamin oleh Zat yang Mahakuat dan Mahakokoh.”
Beliau berkata, “Engkau benar.”


Kedua, saya memandang bahwa setiap orang mempunyai teman yang menjadi tempat baginya untuk membuka rahasia dan mencurahkan isi hatinya. Akan tetapi, mereka tidak akan menyembunyikan rahasia dan tidak mampu melawan takdir. 


Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan
teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad.
Oleh karena itu, yang saya jadikan sebagai teman ialah amal saleh agar dapat menjadi pertolongan bagiku pada saat dihisab, mengokohkanku di hadapan Allah, serta menemaniku melewati jembatan (shirath).
Lalu beliau berkata, “Engkau benar.”


Ketiga, saya memandang bahwa setiap orang mempunyai musuh. Lalu saya merenung. Ternyata orang yang menggunjingku bukanlah musuhku, bukan pula orang yang berbuat zalim kepadaku, dan bukan pula orang yang berbuat buruk kepadaku.


Sebab, dia justru memberi hadiah kepadaku dengan amal-amal kebaikannya dan memikul perbuatan-perbuatan burukku. Akan tetapi, musuhku ialah sesuatu yang pada saat saya melakukan ketaatan kepada Allah, dia membujukku berbuat maksiat kepada-Nya. Hal tersebut adalah iblis, nafsu, dunia, dan keinginan. 


Oleh karena itu, saya menjadikan hal tersebut sebagai musuh, saya menjaga dirinya, dan saya mempersiapkan diri untuk memeranginya. Maka, saya tidak akan membiarkan salah satu dari semua itu mendekati saya.
Lalu beliau berkata, “Engkau benar.”


Keempat, saya memandang bahwa setiap orang hidup adalah orang yang dicari sedangkan malaikat maut adalah pihak yang mencari. Oleh karena itu, saya mencurahkan diri saya untuk bertemu dengannya. Sehingga, ketika dia telah datang, saya dapat bersegera berangkat dengannya tanpa rintangan.”Lalu beliau berkata, “Engkau benar.”

Kelima, saya melihat orang-orang saling mencintai dan saling membenci. Saya melihat orang yang mencintai tidak memiliki sedikit pun terhadap orang yang dicintainya, lalu saya merenungkan sebab cinta dan benci. Saya tahu bahwa sebabnya ialah keinginan dan dengki. 


Saya menyingkirkannya dari diri saya dengan menyingkirkan hal-hal yang menghubungkan antara diri saya dengannya, yaitu syahwat. Oleh karena itu, saya mencintai seluruh kaum Muslimin. Saya hanya ridha kepada mereka sebagaimana saya ridha terhadap diri sendiri.
Lalu beliau berkata, “Engkau benar.”


Keenam, saya memandang bahwa setiap orang yang bertempat tinggal pasti meninggalkan tempat tinggalnya dan sesunguhnya tempat kembali setiap orang yang bertempat tinggal ialah alam kubur. Oleh karena itu, saya mempersiapkan semua amal perbuatan yang mampu saya lakukan yang dapat membuatku gembira di tempat tinggal yang baru yang di belakangnya tidak lain adalah surga atau neraka.


Kemudian, pada pengujung jawabanku tersebut, Syaqiq al-Balkhi menimpali, “Itu sudah cukup. Lakukanlah semua itu sampai mati.”




Kitab Alfiyyah Bab Idhafah dan “Filosofi Pernikahan”

Dalam Alfiyyah-nya, Ibnu Malik berkata:
نُونَاً تَلِي الإِعْرَابَ أَوْ تَنْوِينَا * مِمَّا تُضِيْفُ احْذِف كَطُوْرِ سِيْنَا
وَالْثَّانِيَ اجْرُرْ وَانْو مِنْ أَوْ فِي إِذَا * لَمْ يَصْلُحِ إلاَّ ذَاكَ والْلاَّمَ خُذَا
لِمَا سِوَى ذَيْنِكَ وَاخْصُصْ أَوَّ لاَ * أَوْ أَعْطِهِ الْتَّعْرِيْفَ بِالَّذِي تَلاَ
Berikut rincian makna dari bait tersebut:

1. Untuk Suami, Singkirkan Ego Diri
Dalam bait pertama dikatakan:
نُونَاً تَلِي الإِعْرَابَ أَوْ تَنْوِينَا  * مِمَّا تُضِيْفُ احْذِف كَطُوْرِ سِيْنَا
“Buanglah nun yang mengiringi tanda i’rab (tasniyah dan jamak) ataupun tanwin (dalam isim mufrad) dari suatu isim yang akan Anda idhafahkan, seperti kata Thuuri Siina.”
Isim mufrad (tunggal) dalam tanda i’rabnya memang selalu disertai tanwin ketika tak bersama huruf alif lam. Lalu isim tasniyah (menunjukkan makna ganda) dan jamak mudzakar salim (bentuk plural untuk kata yang tergolong mudzakar) biasa memuat huruf nun. Contoh kata مسلم (muslimun), مسلمان  (muslimani), dan مسلمون  (muslimuna) ketika akan diidhafahkan maka tanwin dan nunnya harus dihilangkan.
Pernikahan merupakan penyatuan dua manusia lain jenis yang menuntut kesetiaan, tanggung jawab, pengertian, cinta dan kasih sayang. Bagi seorang lelaki, yang menjadi menjadi pemimpin rumah tanggah, ibarat sebuah mudhaf dalam nahwu, ia harus menanggalkan ego dan sifat kurang baiknya saat belum menikah.
Simbol-simbol masa lajang seperti gampang cari perhatian terhadap lawan jenis, tebar pesona, suka keluyuran, adalah contoh gampang “tanwin” yang harus digugurkan begitu menikah.

 

2. Istri, Rendahkanlah Dirimu

Mudhaf ilaih, atau kata kedua dalam susunan idhafah harus selalu ber-i’rab jar. Seperti kata penggalan bait kedua:
وَالْثَّانِيَ اجْرُرْ وَانْو مِنْ أَوْ فِي إِذَا *  لَمْ يَصْلُحِ إلاَّ ذَاكَ
“Kata yang kedua jarkanlah, dan kira-kirakan maknanya fi atau min bila memang harus menggunakan makna itu.”
Kata kedua yang berposisi menjadi mudhaf ilaihi harus beri’rab jar. Istilah lain dari jar adalah khafadh yang juga berarti rendah atau bawah. I’rab jar biasa ditandai dengan adanya tanda baca bawah atau kasrah.
Begitu pula adanya seorang yang berperan menjad istri. Rendahkan diri kepada suami. Menjadi makmum yang baik. Allah berfirman:
“… Maka wanita-wanita saleh ialah yang taat kepada Allah, memelihara diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara (mereka)…,” (Qs. an-Nisa`[4]:34).
Pada poin ini, hanya soal i’rab jar atau khafdh bagi mudhaf ilaih saja yang diambil.

 

3. Suami, Berilah Nafkah!

والْلاَّمَ خُذَا … *
* … لِمَا سِوَى ذَيْنِكَ
“Ambillah makna lam untuk selain keadaan yang mengharuskan makna min atau fi.”
Makna paling umum dari idhafah adalah arti kepemilikan yang diberikan oleh lam. Kata مال زيد (Malu zaidin), berarti harta milik Zaid.
Begitu pula dalam kehidupan rumah tangga. Seorang lelaki yang berperan ibarat mudhaf yang menjadi sandaran bagi istri, si mudhaf ilaih.
Suami bekerja mencari rezeki dan pada akhirnya diberikan kepada istri. Bahkan ada plesetan yang mengatakan bahwa SUAMI adalah singkatan dari Semua Uang Milik Istri.
Dari memberikan nafkah harta inilah, seorang lelaki layak menyandang predikat sebagai pemimpin rumah tangga. Al-Qawwam. Firman Allah di bagian awal ayat diatas menyebutkan:
“Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka ….”

 

4. Pilih yang Memberi Makna Takhsish ataukah Ta’rif?

وَاخْصُصْ أَوَّ لاَ *  أَوْ أَعْطِهِ الْتَّعْرِيْفَ بِالَّذِي تَلاَ
“… khususkanlah kata pertama (mudhaf) atau berilah kemakrifatan dengan kata yang kedua (mudhaf Ilaih).”
Kata yang diidhafahkan, apabila muhdaf ilaihnya tergolong kata nakirah (umum) maka idhafahnya berfaidah takhsis (untuk mengkhususkan) saja. Sedangkan bila yang menjadi mudhaf ilaihnya adalah makrifat, maka idhafahnya berfaidah ta’rif (memperjelas, memakrifatkan).
Kata كتاب رجل (kitabu rajulin) hanya bermakna buku milik seorang lelaki. Tak jelas siapa dan lelaki yang mana. Karena rajul merupakan kata nakirah.
Jadi, kata kitab tidak mendapatkan kejelasan siapa pemiliknya, namun hanya mempunyai status milik seseorang. Sedangkan كتاب زيد (kitabu zaidin) maknanya adalah buku milik Zaid.
Kata Zaid sebagai nama orang tergolong isim makrifat, sehingga kata kitab yang semula belum jelas statusnya menjadi diketahui bahwa kitab (buku) tersebut adalah milik si Zaid.
Dalam membina rumah tangga, para lelaki meski sebagai pemimpin, pada akhirnya juga para wanita/istri mempunyai pengaruh besar dalam kesuksesan dan arah hidup seorang lelaki. Sehingga memilih seorang istri haruslah berdasarkan keunggulan agamisnya. Sebagaimana sabda Rasulullah:
“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka raihlah keberuntungan dengan wanita yang taat beragama. Melaratlah engkau jika tidak melakukan itu,” (HR. Bukhari Muslim).
Catatan, pemaknaan taribat yadak dalam teks Arab hadis tersebut dengan “melaratlah engkau jika tidak melakukan itu”, adalah sesuai dengan penjelasan Badrudin al-Aini dalam Umdah al-Qari Syarah Shahih al-Bukhari.
Para bujangan, jomblowan maupun jombloanita ibarat isim nakirah yang belum jelas hendak saling sandar dengan siapa dalam mengarungi dunia.
Carilah sandaran (mudhaf) yang tergolong isim makrifat seperti petunjuk Rasulullah jika status pernikahan ingin jelas menuju peningkatan ibadah dan meraih kebahagiaan dalam naungan ridha-Nya.
Namun jika yang dipilih adalah golongan nakirah yang tak jelas kualitasnya, kalau diri tak mampu memposisikan sebagai yang memperjelas alias memakrifatkan, maka pernikahan akan jauh dari kebahagiaan.
Memilih pendamping hanya murni berdasar kekayaan, keturunan, maupun ketampanan/kecantikan semata adalah ibarat idhafah kepada isim nakirah.
Itulah setetes pesan moral pernikahan yang terbetik saat mempelajari bab idhafah.

Jumat, 10 Februari 2017

HUKUM ??

Kita harus berdiri di atas HUKUM
Tanpa menginjak-nginjak HUKUM.
Kita sama di hadapan HUKUM
Tanpa harus terlena dan terpesona dengan HUKUM.

Kita hargai HUKUM tanpa harus menjual HUKUM.

Kita taati HUKUM tanpa harus menodai HUKUM.
Kita terapkan HUKUM bukan menTiarapkan HUKUM.
Kita cintai HUKUM bukan memBUDAKi HUKUM.
Kita mengalah demi HUKUM bukan lelah akan HUKUM.

Lantasssss….?
Inikah potret Negara Hukum ?
Atau, potret Hukum Negara kita ?

(MT. Ghazali, Pulau Rantau 10-02-2017)

Senin, 06 Februari 2017

“Oktober 2008” : SEDERHANA AKU MEMILIHMU

Mereka menyukaimu karena tampangmu,
Aku menyukaimu karena pemikiranmu.
Wajah akan menua, tapi otak akan mematang.

Mereka marah jika tlp. / sms tak berbalas,
Aku malah bersyukur kau bukan orang yang kecanduan HP.
Berbincang saat senggamu di KKN selalu lebih baik.

Mereka ingin merantaimu,
Aku ingin terbang bersamamu.
Karena rasa hanya mengikat tanpa pernah mengekang.
Mereka membencimu karena kau berbeda,
Aku akan membencimu jika kau berusaha menyeragamkan dirimu.
Kau unik seperti ini, tak perlu berubah untuk disenangi.

Mereka berusaha mengejarmu mati matian,
Aku berusaha berjalan di sebelahmu.
Bagaimana bisa berpegangan tangan kalau tak bersampingan ?.

Mereka kesal karena kau terlalu sibuk,
Aku senang kau berusaha mengejar mimpimu.
Karena mimpi adalah segalanya, melebihi rasa dua anak manusia.

Mereka berdoa agar bisa bersamamu,
Aku berdoa agar kau selalu bahagia.
Dan doaku selanjutnya adalah; semoga aku ada dalam skema kebahagiaanmu
.

Pilihanku menjadi tanda tanya dalam keluargaku,
Tapi aku yakin ini kiriman TUHAN.

===

(MT. Ghazali, Oktober 2008 di Pulau Rantau)

KARAKTER SESEORANG BERDASARKAN GOLONGAN DARAH

Sebuah penelitian di Jepang tentang kepribadian dan karakter seseorang dengan melihat tipe golongan darahnya yang populer, menyimpulkan bahwa masing-masing tipe golongan darah kamu ternyata mempunyai ciri-ciri tertentu yang sangat menentukan bagi karakter dan perkembangan kepribadian sobat. Ini terkait juga dengan kemampuan pergaulan sobat dengan lingkungan dan teman-teman yang lain.


Ini dapat kita lihat sebagai berikut :

TIPE GOLONGAN DARAH A
Orang dengan darah tipe A memiliki kekuatan yang berakar yang membantu mereka tetap tenang dalam krisis ketika semua orang panik. Namun, mereka cenderung menghindari konfrontasi, dan merasa sangat tidak nyaman di dekat orang. Tipe pemalu, mereka mencari keharmonisan dan sangat sopan, tapi semua merasa yang sama bahwa mereka tidak pernah benar-benar cocok dengan orang lain.
Karakternya sangat bertanggung jawab. Jika ada pekerjaan yang harus dilakukan, mereka lebih memilih untuk mengurus sendiri. Mereka termasuk orang-orang mendambakan kesuksesan dan perfeksionis. Mereka juga sangat kreatif dan paling artistik dari semua tipe darah, kemungkinan besar karena sensitivitas mereka.
Orang dengan golongan darah A juga cenderung dianggap klasik “tipe” A mudah stres.

Rincian Sifat Golongan Darah A

Orang yang bergolongan darah A mempunyai Sikap lembut, tapi dalam mengambil keputusan nampak tegas. Suka mengalah dan juga ringan tangan.

* Pemalu
Pada umumnya orang yg memiliki golongan darah A sedikit pemalu. Itu sebabnya untuk bisa masuk lingkungan pergaulan butuh waktu beradaptasi cukup lama.

* Suka Membantu
Suka membantu siapa aja yg lagi kesusahan, walaupun orang yg ditolongnya baru pertama kali dijumpainya, alias belum dikenal.
Bahkan terkadang sifat sosialnya itu agak diluar batas kewajaran sebagai manusia. Hanya akan memberikan pertolongan berdasarkan perasaan hati nurani alias gak perlu diminta. Justru pada orang yg terang-terangan meminta padanya, dia amat gak suka.

* Gak Gampang Emosi
Orang punya golongan darah A termasuk yg gak mudah emosi. Meskipun perasaan sebenarnya tersinggung, tapi gak diperlihatkannya. Kecuali kalo dianggapnya udah keterlaluan banget, emosinya bisa gak terkendali.

* Suka Ngedumel
Tapi namanya juga manusia, tetap punya kelemahan. Kalo udah merasa cape dalam mengerjakan sesuatu suka ngedumel / cuap2.

* Ceplas-Ceplos
Bicaranya ceplas-ceplos, tanpa peduli pada perasaan orang lain. Pada orang yg jelas-jelas gak disukainya terlalu diperlihatkan. Boro-boro mau ngobrol, dekat-dekat aja gak mau.

TIPE GOLONGAN DARAH B
Orang dengan darah tipe B berkarakter paling. Mereka adalah spesialis dalam apa saja yang mereka lakukan. Ketika mereka memulai sebuah proyek, mereka menghabiskan waktu lebih, memahami dan mencoba mengikuti petunjuk dari orang lain sepanjang mungkin. Ketika mereka melakukan sesuatu, semua perhatian difokuskan padanya. Mereka cenderung menempel pada tujuan dan mengikutinya hingga akhir, meskipun tampaknya tidak mungkin.

Mereka cenderung kurang koperatif, karena mereka suka mengikuti aturan mereka sendiri dan ide-ide mereka sendiri. Mereka adalah individualis. Tipe B orang memperhatikan pikiran mereka sedikit lebih dari perasaan mereka, dan karena itu kadang-kadang dapat terlihat dingin dan serius.

Orang dengan darah tipe B sering dianggap lebih santai, dan tidak konvensional daripada jenis lainnya, walaupun tidak harus sampai ke tingkat yang tidak dapat diterima.

Rincian Sifat Golongan darah B

Orang punya golongan darah B Otaknya cerdas, sifatnya periang dan rasa humornya tinggi. Demen banget ngobrol, bahkan kalo udah ketemu orang yg dianggapnya cocok, betah ngobrol sampai berjam-jam lamanya.

* Mudah Bergaul
Orang yg memiliki golongan darah B termasuk orang yg mudah bergaul. Sahabatnya ada di mana-mana.

* Optimis dan Berpendirian Keras
Sikapnya selalu optimis dan kalo udah mengambil keputusan, sulit sekali diubah. Pendiriannya yg keras itulah yg menjadikannya sering meraih sukses. Apa yg dicita-citakannya selalu tercapai.

* Hurang Berhati-hati
Kelemahan dari orang yg memiliki golongan darah B adalah kurang hati-hati. Suka pamer dan suka dipuji.

* Bicara Gak Terkontrol
Bicaranya terkadang seperti gak pakai kontrol. Gak jarang sering membuat lawan bicaranya tersinggung.


TIPE GOLONGAN DARAH O
Orang dengan golongan darah O orang yang terbuka, energik dan sosial. Mereka yang paling fleksibel dibandingkan dengan semua golongan darah. Mereka mudah memulai proyek tetapi sering mengalami kesulitan berikutnya karena mereka mudah menyerah. Mereka bertingkah dan tidak terlalu dapat diandalkan. 

Jenis O selalu mengatakan apa yang ada di pikiran mereka. Mereka menghargai pendapat orang lain dan suka menjadi pusat perhatian. Juga, orang dengan darah O sangat percaya diri. Tipe O , paling “rata-rata” jenis darah, dianggap sebagai jenis yang terbaik di Jepang.

Rincian Sifat Golongan darah O

Orang punya golongan darah O pada umumnya mempunyai rasa percaya diri yang oke. Pendiriannya kuat dan gak mudah goyah. Apa yg udah jadi keputusannya, gak bisa diubah dengan bujuk rayu.

* Mengambil Keputusan dengan Matang
Gak menutup kemungkinan keputusannya itu bisa diubahnya, hanya dengan teori serta didukung alasan kuat dan masuk akal. Tapi jangan khawatir atau ragu dengan keputusan yg diambilnya. Soalnya, setiap keputusan yg diambil itu merupakan hasil pemikirannya yg matang.

* Sikap Bijaksana
Mengingat orang yg memiliki golongan darah O ini bijaksana. Sikap bijaksananya itulah yg membawanya gak mudah terpengaruh pada lingkungan pergaulan yg buruk.

* Gak Sembarangan Bergaul
Orang yg memiliki golongan darah O lebih suka gak punya teman, ketimbang harus masuk lingkungan pergaulan yg buruk. Seperti pepatah mengatakan, tak ada gading yg tak retak. Begitu juga dengan orang yg memiliki golongan darah O ini!

* Keras Kepala dan Gak Suka Mengalah
Kelemahannya, keras kepala dan terkadang pandangannya agak konvensional. Gak suka mengalah. Dalam perdebatan misalnya, meskipun udah tau kalo pendapatnya itu salah, tapi tetap gak sudi mengakuinya.


TIPE GOLONGAN DARAH AB
Orang dengan golongan darah AB sulit untuk dikategorikan. Mereka dapat memiliki karakteristik di kedua ujung spektrum pada waktu yang sama. Misalnya, mereka bisa pemalu dan bisa  tiba-tiba sebaliknya. Mereka dengan mudah beralih dari satu berlawanan dengan yang lain. AB orang yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab, tetapi tidak dapat menangani terlalu banyak ketika diminta dari mereka. Mereka tidak keberatan membantu, asalkan pada kondisi mereka sendiri bersedia. Orang dengan tipe darah ini tertarik dalam seni dan metafisika.

AB dianggap sebagai tipe darah terburuk di Jepang. Mereka dapat prediktabilitas-mencintai, mereka meriam longgar. Mereka ingin mengekspresikan kondisi mereka sendiri dan memiliki sifat untuk lari dari persoalan. Mereka hengkang dari pekerjaan ketika terdapat hal-hal tidak memenuhi harapan mereka. Mereka dikenal sensitif dan ingin mendapat perhatian untuk mengimbangi kekurangan dari jenis darahnya. Untuk sementara, beberapa perusahaan mencoba membagi karyawan mereka ke dalam kelompok kerja berdasarkan golongan darah, dan tak seorang pun ingin bekerja dengan kelompok AB.

Rincian Sifat Golongan darah AB 

Orang yg di dalam tubuhnya mengalir golongan darah AB punya watak yg lain dari yg lain.

* Sulit Ditebak
Kalo boleh disebut, perangainya yg istimewa merupakan gabungan watak atau sifat golongan darah A dan B. Begitu istimewanya, sampai-sampai isi hatinya sulit sekali ditebak, apalagi jalan pikirannya.

* Mudah Bergaul dan Suka Dipuji
Kalo dari kulitnya, penampilannya sehari-hari misalnya, lebih condong ke orang yg memiliki golongan darah B, seperti mudah bergaul, selalu optimis dan pendiriannya keras serta suka dipuji.

* Suka Mengalah dan Murah Hati
Sedangkan untuk hatinya cenderung ke golongan darah A. Suka mengalah dan murah hati. Bahkan teman-teman dekatnya pun sering menyebutnya sebagai manusia aneh. Habis wataknya bisa berubah 180 derajat hanya dalam waktu sekian menit.

Misalnya lagi marah, tiba-tiba dia bisa tertawa terbahak-bahak. Begitu juga kalo lagi santai misalnya, bisa aja tiba-tiba dia jadi sedih.
=======


Minggu, 05 Februari 2017

Nikahilah aku dahulu, urusan rumah dan harta kita cari bersama !

Delapan tahun yang lalu, 06 Februari 2009 – 06 Februari 2017 merupakan hasil dari sebuah komitmen antara dua hati yang berbeda, antara dua karakter yang berbeda, antara dua pengalaman yang berbeda menjadi sebuah kata “ALFATA”. Itu merupakan perpaduan dari kedua yang berbeda, tetapi masih punya suatu arti yang menjadi sebuah motivasi “Pemuda, yang selalu punya sifat kepemudaan”.

Jangan dulu kamu pikirkan terlalu dalam masalah hidup kita nantinya, asalkan kamu mau berusaha mencari nafkah, akupun juga akan berusaha bersamamu. Jangan kamu menunda-nuda melakukan hal baik hanya karena faktor. Apalagi kamu tahu aku bukanlah gadis yang akan menuntut banyak darimu. Aku tidak akan menuntut untuk mengadakan pesta yang mewah untuk pernikahan kita, aku tidak akan meminta mas kawin yang mahal dan berlebihan. Aku tidak akan menyusahkanmu dengan berbagai permintaan yang semakin membuat kamu ragu untuk melangkah ke gerbang pernikahan.

Dengan Pernikahan Kamu Memang Serius Menjalin Hubungan Denganku
Ada banyak pasangan yang begitu mudah putus ditengah jalan. Bukan karena mereka tidak saling mencintai atau menyayangi satu sama lain, tapi lebih karena belum berani melangkah ke gerbang yang lebih tinggi yaitu pernikahan.Karena pernikahan bukan hanya terjalin antara 2 orang saja, namun satu keluarga dan tentu saja beban baik mental, ekonomi maupun fisik juga lebih meningkat. Sehingga ketika seseorang sudah siap mengatakan dan menjalin hubungan pernikahan tentu saja mereka sudah berpikir 100 hingga 1000 kali. Karena pernikahan bukan masalah sepele yang selesai hanya dengan mengucapkan ijab kabul saja. Oleh sebab itu jika kamu memang serius denganku dan menjalin hubungan ini denganku, maka jemputlah aku menjadi istrimu.

Apakah Kamu Tidak Segan Menambah Dosa Maksiat Itu Bersamaku
Walaupun kita berpacaran dengan cara yang baik, kamu pun tak pernah menyentuhku secara langsung. Tapi tetap saja saat bersamamu ada hasrat yang aku rasakan dan kamu tahu itu dan merasakannya pula. Aku hanya tidak ingin kita berlama-lama melakukan sesuatu yang bisa mengundang syahwat dan dosa sebelum kita benar-benar halal untuk melakukannya. Dan pernikahan adalah satu cara yang baik untuk menghalalkannya. Kita tak p[erlu lagi menahan segala nafsu yang kita punya bahkan menjadikannya pelebur dosa.
06 Februari 2009  s.d 06 Februari 2017

Orang Tuaku Sudah Sering Menanyakanmu
Bukan hanya aku saja yang ketar-ketir menunggu kapan kamu datang untuk melamarku. Namun orang tuaku juga sudah harap-harap cemas menunggumu. Mereka bahkan menanyakan kepadaku kapan tepatnya kamu datang bersama dengan orang tuamu dan mengatakan akan melamarku. Kamu harusnya mengerti bahwa aku adalah gadis yang dikhawatirkan oleh orang tuaku. Apalagi masalah kelanjutan masa depanku selanjutnya. Mereka pasti khawatir dan tidak segan untuk menjodohkanku dengan orang lain yang menurut mereka lebih baik, jika kamu tidak segera menunjukkan keseriusanmu kepadaku.

Jangan Khawatir Tentang Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya, Karena Aku Pasti Berjuang Denganmu
Jika yang kamu khawatirkan tentang semua yang akan kita lewati setelah pernikahan kita, maka jangan kamu khawatirkan itu. Ada aku disini dan aku pasti membantumu sebisaku. Aku tidak akan berdiam diri dan hanya berpangku tangan serta marah-marah melihat kamu berjuang dan bekerja sendirian. Aku pasti membantu dengan segala hal yang aku bisa, dengan ilmu yang aku punya. Karena pernikahan bagiku bukan hanya menghalalkan suatu hubungan tapi juga berjuang untuk hidup. Apalagi kamu sudah mengajarkan tentang kesederhaan saat kita masih pacaran dulu. Kamu sudah menunjukkan perjuangan apa saja yang harus aku lakukan untuk membantumu.

Percayalah Dengan Pernikahan Bukan Akan Menambah Beban Ekonomimu, Tapi Malah Memperlancar Rezeki Kita
Dalam agama sudah dijelaskan bahwa pernikahan yang baik adalah salah satu cara untuk membuka rezeki kita, bahkan memperlancarnya. Jadi jangan kamu berpikir dengan menikah, bebanmu akan bertambah dan kamu harus mengurus ini dan itu. Malah dengan menikah kamu akan lebih bersemangat dalam bekerja, karena kamu sadar kamu sudah punya tanggung jawab sekarang. Bahkan kamu juga akan terlatih menjadi benar-benar dewasa, apalagi jika dalam hubungan kita nantinya akan ada buah hati kita berdua

TIGA SAUDARA “EN” YANG SUSAH DIDAPATKAN PADA SESEORANG

Tiga saudara “EN” disini yaitu komitmEN, konsistEN dan konsekuEN.

Menurut KBBI KomitmEN berarti : perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu; kontrak: perkumpulan mahasiswa seharusnya mempunyai -- thd perjuangan reformasi.
KomitmEN adalah langkah atau tindakan yang Anda ambil untuk menopang suatu pilihan tindakan tertentu, sehingga pilihan tindakan itu dapat kita jalankan dengan mantap dan sepenuh hati.

Menurut KBBI KonsistEN berarti: tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; ajek; 2 selaras; sesuai: perbuatan hendaknya–dng ucapan.
KonsistEN dapat berarti sifat yang selalu memegang teguh pada prinsip yang telah di canangkan dalam diri seseorang.

Menurut KBBI konsekuEN berarti : sesuai dng apa yg telah dikatakan atau diperbuat; berwatak teguh, tidak menyimpang dr apa yg sudah diputuskan.
KonsekuEN merupkan tindakan atau ucapan yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
>>>> 

MT. Ghazali, sedang mencari ketiga saudara "EN"
“Walaupun terkadang mudah untuk diucapkan, ketiga perbuatan diatas sangat sulit untuk dipahami dan dilaksanakan. Karena sikap/perbuatan itu menyangkut prinsip hidup seseorang”.

“tanpa komitmEN yang kuat dan konsistEN dalam diri pribadi serta konsekuEN dalam tindakan, kita tak ubahnya orang berjalan dalm kegamangan yang tanpa arah-tujuan yang jelas”. (MT. Ghazali, Alfaqiir : 1983 - sekarang)

Kamis, 02 Februari 2017

SKRIPSIMU : MENGANTARKAN KITA BERDUA MENJADI HALAL

“PerKAWINan menyimpan DERITA, namun hidup meLAJANG tidak memiliki keSENANGan”.
KEBAHAGIAN bukanlah suatu tahap yang kita RAIH tetapi lebih merupakan sebuah PERJALANAN”.
(Samuel Johnson, Penulis Inggris : 1709 - 1784)

Tepatnya hari jum’at sore setelah shalat maghrib tanggal 06 Februari 2009 di kampung Sasar Desa Kapedi Kec. Bluto terjadilah suatu hal yang tak diduga oleh kita berdua, tapi itulah kehendak Tuhan yang maha berKehendak.

Sore itu aku ingin tahu seperti siapa ayah-ibuku yang kedua, karena ayah-ibuku yang pertama sudah tiada. Aku sudah senang dan bahagia kali pertama walaupun belum tahu seperti siapa mereka berdua dan aku juga senang – bahagia karena sudah punya adik yang kedua (Faizatul Hasanah) setelah adik kandungku sendiri.

Saat itu kau sms kepadaku yang lagi asyik dengan obrolan di ruang tamu, mau minta diantarkan ke beberapa toko buku di Sumenep kota untuk membeli buku buat referensi tugas akhirmu di kampus INSTIKA = STIKA, dulu) Institut Ilmu Keislaman Annuqayah yaitu skripsi. Karena kau belum halal untuk berboncengan, maka kusarankan untuk kau minta izin ke ibumu karena pada saat itu kau lagi ngumpul dengannya, entah kalimat apa yang kau sampaikan ke ibumu kok tiba-tiba aku dipanggil untuk masuk mendatangi kau dan ibumu. Saat aku mendatangi kau dan ibumu, ditanyakanlah tentang sms-mu tadi, dengan jujur aku menjawabnya “ia anakmu ngajakku untuk diantar membeli buku”. Ibunmu bilang, “Kalau kau mau ke Sumenep kota tentunya kan pasti berboncengan”, jawabku “ia”. “Lantasssssss, bagaimana denganku”. Tanya ibumu. Akupun bingung (apa beliau mau ikut atau bagaimana), dengan kebingunganku yang sangat, bertanyalah diriku “Maksudnya apa, saya kurang faham”. Ibumu menjelaskan, kalau setiap saat beliau sering ngasi tausiyah-tausiyah ke masyarakat untuk amar ma’ruf – nahi mungkar, akupun malah tambah bingung dan gagal faham maksudnya, dengan tanpa sungkan aku bertanya toh walaupun ini merupakan pertemuanku dengan ibu keduaku “Maksudnya apa ya kok saya tambah bingung”.

Ternyaaataaa jawaban beliau sungguh membuatku kaget serta tidak diduga sebelumya, beliau menjawab “MALAM INI JUGA KAU BERDUA AKAN DINIKAHKAN, SUPAYA ANAKKU BERBONCENGAN BESOK DENGAN LELAKI HALALNYA”. Aku tidak langsung menjawab dan masih bergumam dalam dada “kok bisa ibu keduaku ini langsung mau menikahkan, kan baru pertama kali kaki kuinjakkan di rumah ini”, lantas dengan segera aku menjawabnya “ia silahkan nikahkan malam ini juga”.

Moh. Tamzi Ghazali & Faizatul Hasanah Syaf
Lantasss, dalam hatiku “ini bener-bener  من حيث لا يحتسب dan memang ini yang sangat ditunggu tibanya”. Kemudian pindahlah aku ke tempat bertamu sambil menunggu momentum untaian lafad sakral yang belum kupelajari dulu yaitu kata قبلت نكاحها بذالك.

Singkat cerita, tiba-tiba datang seorang lelaki agak kecil terus aku dan ponakanku K. Imam Syafi’ie, M.Pd bersalaman dilanjutkan dengan obrolan saling mengenalkan diri, eeeeh sekalinya beliau adalah saudara dari ibu keduaku yang bernama Hannan. Di tengah serunya obrolan diantara kami (K. Musthofa, K. Taufiq, K. Hannan, K.Ali Mufi, cong Imam serta Moh.Tamzi dan yang lainnya) datanglah seorang perempuan (Ny. Nairatul Ahkamiyah) dan berdiri di dekat pintu lantas mengatkan “Ayo silahkan kalau sudah siap”, lantas dalam hatiku bertanya-tanya “Siapa yang akan menikahkanku ini, masak cuma ini saja orangnya ?”. sekalinya yang mau menikahkan yaitu orang yang duduk dijarak tiga orang ke kiriku yaitu K. Hannan. Lantas beliaupun bertanya “apa kau sudah siap ?”. aku menjawabnya “insyaallah sangat siap”.

Kemudian, proses pernikahanku berjalan dengan lancar, walaupun kata قبلت نكاحها بذالك belum sempat aku pelajari dulu tapi alhamdulillah kalimat itu tanpa harus aku ulangi alias sekali saja langsung "sah". Maka semenjak saat itulah aku tersadari, sebutan namaku di belakang bertambah titelnya (titel bukan dari duduk di bangku kuliah) tapi dari duduk di kursi tempat bertamu (korseh patamoyan) yaitu awalnya hanya :
“Moh. Tamzi”, menjadilah >>>
Moh. Tamzi suami dari Faizatul Hasanah”.

Karena nama belakangku bertambah “Faizatul Hasanah” maka kucarilah orang itu untuk kuberikan mas-kawainnya, kucari, kutanyakan ke ibu keduaku “adik ada dimana ya ?”, beliaupun menjawab sambil menunjukkan tangan “itu ada di kamarnya”.

Lantasss, aku datangi orang itu, ternyata dia sudah menunggu duduk di atas ranjangnya yang sederhana, kuberikan mas kawin tersebut, setelah diterima mas kawinya aku kembali ke tempat bertamu.

Waktu sudah berlalu dengan obrolan yang penuh keakraban layaknya saya sudah saling mengenal diantara mereka, padahal baru malam ini pertama kalinya. Akhirnya aku berdua pamit untuk pulang kembali ke rumah di kampung Dharmah di desa Bilapora Timur kec. Ganding, saat aku pamit ke Aba & Ummi mertua beliau berdua nanyain “Lhooooooh,,,kau mau ikut pulang juga, apa kau tidak mau tidur di sini ?. jawabku “ia saya mau pulang malam ini, karena tujuan saya kesini hanya mau tahu tentang di sini”. Kemudian kudatangi isriku di kamarnya untuk pamit kalau suaminya ini mau pulang, saat aku pamit “adik, aku mau pulang ke rumah”, dia pun menjawabnya dengan pertanyaan bukan dengan pernyataan “lhoooooh,,, mas tidak tidur di sini, kita kan sudah sama-sama halal mas ?” pinta istriku.

Aku pun menjawabnya lagi “adik, mas ke sini sebenarnya bukan untuk menikah dan pula bukan untuk tidur berdua malam ini, insyaallah besok malam kita tidur berdua, adik besok jam berapa akan mas jemput untuk pergi ke Sumenep kota untuk membeli buku referensi skripsimu?”. Istripun menjawab “pukul 07.00 wib saja mas”. “ia, adik tunggu saja besok pukul 07.00 wib mas akan datang tepat waktu".

Dalam benak hatiku “saya harus komitmen dengan tujuan awal datang ke sini hanya untuk silaturrahmi saja bukan untuk akad nikah apa lagi sampai bermalam, kepinginnya siiich sebenarnya mau menikmati malam pertama karena sudah resmi halal diantara kita berdua”. Akhirnya kami berdua pulang !.

Aku sangat bangga atas kekurangan yang kumiliki, karena pernikahanku cukup sangat sederhana, bahkan tidak seperti biasanya orang lain melakukan akad nikah, karena :
Ø Seharusnya malam pertama selesai nikah bisa tidur berdua.
Ø Orang dari rumahku hanya dua orang saja (aku dan cong K.Imam) pada saat pernikahan berlangsung.
Ø Keluargaku di rumah tidak tahu kalau aku di rumah tulang rusukku sudah melangsungkan akad nikah.
Ø Aku tidak tahu kalau akan melangsungkan pernikahan.
Ø Pernikahanku hanya disorot oleh beberapa pasang-mata saja.

Yang jelas aku sudah bisa membuktikan akan komitmenku sejak berangkat dari rumah yaitu "FOKUS DENGAN TUJUAN" hanya untuk silaturrahmi.



Bersambung...