Air mengalir dan bergelombang dengan tenang.
Menjadi sumber kehidupan segala hal yang hidup. Tetapi, harus hati-hati dengan
air, sebab jika air dibendung, ia mampu meratakan apapun yang dilewatinya.
Hiduplah seperti air yang membentuk sesuai wadah air itu sendiri.
Air
itu fleksibel di segala medan lokasi. Dia tidak pernah takut di keadaan apapun,
dinamis. Air itu kuat. Sekeras-kerasnya batu akan rusak oleh tetesan air.
Dirubah dalam bentuk apapun, air tidak akan hilang. Misalnya dipanaskan akan
menjadi uap tapi zatnya tidak hilang, didinginkan akan membeku tapi zatnya
tidak akan hilang juga.
Air memiliki anomali khusus dan hampir berbeda
dengan ciptaan Tuhan lainnya. Proses pembekuan dan pencarian air demikian
ritmik dan menjamin kehidupan apapun di sekitarnya. Menjadi apapun itu air, ia
tetap memberi jaminan ketentraman bagi kehidupan.
Arti Filosofi Air
Ada tiga filosofi air yang amat mulia dan
berkaitan dengan perilaku manusia:
Pertama, air selalu mengalir dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah
Tuhan menciptakan air agar manusia bisa
mengambil pelajaran darinya. Sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah
yang diumpamakan dengan sikap rendah hati pada manusia. Air selalu ingin
berguna bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ibarat pemimpin, air adalah
pemimpin yang melayani. Jika ia berada di posisi teratas, maka ia akan menjadi
pelayan bagi orang-orang yang membutuhkan di bawahnya. Apalagi air identik
dengan sumber kehidupan. Maka tidak salah jika sifat pertama ini di umpamakan
dengan pemimpin yang melayani. Pemimpin yang melayani adalah sumber
kesejahteraan bagi masyarakat yang ia pimpin.
Kedua, air selalu mengisi ruang-ruang yang
kosong
Manusia yang baik adalah manusia yang berusaha
mengisi kekosongan hati dari manusia lainnya. Dengan meniru sifat air, kita
seharusnya bisa menjadi penolong bagi manusia lainnya yang sedang bermasalah
atau kekurangan. Tentu, jika sifat air yang kedua ini benar-benar kita
teladani, kita selalu memiliki waktu untuk melengkapi kehidupan manusia
lainnya. Artinya, kita menjadi manusia yang senang menolong dan suka berbagi.
Karena sebenarnya, batin kita terisi setelah memenuhi kekurangan dari saudara
kita.
Ketiga, air selalu mengalir ke muara.
Tak peduli seberapa jauh jaraknya dari muara,
air pasti akan tiba di sana. Sebenarnya saya juga tidak setuju dengan orang
yang menggunakan pepatah “hiduplah mengalir seperti air” untuk menguatkan
gaya hidup yang tidak punya arah. Justru sebenarnya dengan kita meniru air yang
mengalir, kita seharusnya punya visi kehidupan. Hal utama yang patut diteladani
dari perjalanan air menuju muara adalah sikapnya yang konsisten. Bayangkan, ada
berapa banyak hambatan yang dilalui oleh air gunung untuk mencapai muara?
Mungkin ia akan singgah di sungai, tertahan karena batu, kemudian bisa saja
masuk ke selokan. Tapi toh akhirnya ia tetap mengalir dan tiba di muaranya.
Waktu tempuh air untuk sampai ke muara sangat bervariasi. Ada yang hanya beberapa
hari, tapi ada juga yang beberapa minggu. Patut diingat, hal terpenting
bukanlah waktu tempuh yang akan dilalui, tapi seberapa besar keyakinan untuk
menuju muara atau visi atau impian yang akan kita gapai.
===>>
Semoga
kita bisa mengambil hikmah dari air tersebut, karena kita dibuat dari bahan
air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar