Kamis, 21 Oktober 2021

BANGGA MENJADI SANTRI KARENA HEBAT DAN KEREN

 Bagi para santri, modernitas adalah sesuatu yang sudah sejak awal sangat disadarinya. Karena seiring berjalannya waktu, kemajuan sain dan teknologi, pasti akan meniscayakan perlunya dasar ilmu keagamaan yang kuat, agar tidak mudah larut, tergerus, dan dicengkeram oleh deru modernitas dengan segala dampak buruknya. Karena itu, bahwa para santri dan para lulusan pesantren, harus bisa mewarnai peran-peran strategis di belantara perpolitikan di tanah air, apakah itu lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Tentu karena beberapa pos jabatan tersebut, mengharuskan ada tambahan “Pendidikan formal” maka mereka pun siap mengikuti dan menambah syarat formal tersebut. Namun bagi posisi jabatan tertentu yang mencukupkan kompetensi keilmuan tanpa pendidikan formal tertentu, mereka sudah sangat siap menduduki posisi-posisi strategis tertentu, termasuk jabatan politik, apakah di partai politik, atau menduduki jabatan politik tertentu.


Bagi para santri, terminologi “santri” tidak pernah selesai, akan terus melekat pada dirinya, apalagi jika berhadapan dengan kyainya yang dulu mengejawantah dirinya, dari sosok calon santri hingga menjadi santri yang sudah memimpin pondok pesantren atau yang berkarir di berbagai jabatan organisasi kemasyarakatan maupun di partai politik atau kewirausahaan (entrepreneurship) lainnya. Ketika mereka sowan atau menghadap Kyainya, maka selama itu pula “watak” dan sikap santrinya akan terus terbawa.

Menjadi Santri itu adalah Hebat dan Keren karena beberapa hal diantaranya yaitu :

1. Santri selalu terlatih dengan jiwa keikhlasan

Jiwa keikhlasan itu, jiwa yang mendorong timbulnya suatu amal bukan untuk memperoleh keuntungan-keuntungan duniawi tertentu, melainkan semata-mata hanya karena Allah, untuk beribadah.

Santri yang berada dipondok pesantren, selalu beribadah kepada Allah, menjalankan sunnah-sunnah Rasul dan selalu mendoakan orang tuanya dirumah. Pertanyaannya, sudahkah kita beribadah dan mendoakan orang tua kita dengan ikhlas?

Selain itu, semua waktu bermain mereka, selalu diarahkan dengan hal-hal yang mendidik dan bermakna ibadah. Betapa indahnya, ketika kita hidup dengan lingkungan yang selalu mengingatkan kita, untuk terus beribadah serta melakukan segala hal dengan penuh keikhlasan. Itulah alasan pertama, mengapa para santri bisa hebat dan keren.


2. Memiliki jiwa kesederhanaan dan hidup tanpa kemewahan

Jiwa kesederhanaan adalah jiwa yang mendorong seseorang untuk bisa hidup tanpa kemewahan, kehidupan pesantren di samping diliputi keikhlasan, juga diwarnai oleh suasana kesederhanaan. Kesederhanaan bukan berati kemiskinan, karena dibalik kesederhanaan itu tersimpan suatu unsur kekuatan dan ketabahan hati, serta penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup dengan segala kesulitannya.

Kita termasuk korban gadget (pengguna hp, internet, madia sosial, dll)? Jangan berdiam diri! segera ambil tindakan. Tanpa kita sadari, setiap hari kita selalu menikmati kemewahan yang tidak berwujud. Santri yang hidup di pesantren itu, tidak pernah menggunakan gadget, tapi mereka masih tetap update dengan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan zaman.

 

3. Santri memiliki jiwa kesanggupan untuk hidup mandiri

Mandiri, berdiri di atas kaki sendiri. Bagaimana santri tidak mandiri? Mereka hidup di pesantren tanpa didampingi orang tua ataupun kerabat terdekat. Kehebatan santri untuk hidup mandiri, selalu dilatih dalam keseharian mereka di pesantren.

Mereka tidak pernah mengandalkan dan tergantung kepada orang lain. Pakain yang kotor dicuci sendiri, kamar yang kotor disapu sendiri, pengeluaran uang dianggarkan sendiri. Didikan ini merupakan senjata hidup yang ampuh dan sangat sesuai dengan etos kerja islami.

 

4. Selalu memperkuat Ukhuwah Islamiyah (ikatan persaudaraan)

Nah, ini cocok banget untuk kita yang masih takut tidak punya saudara ketika hidup di pesantren. Padahal, dengan kita hidup di pesantren dan menjadi seorang santri, kita akan mendapatkan pengganti dari semua hal yang kita tinggalkan di rumah. Salah satunya adalah persaudaraan.

Orang yang tidak pernah kita kenal sebelumnya akan menjadi saudara dan keluarga baru kita. Semua ini karena para santri selalu mengutamakan sistem Ukhuwah Islamiyah (ikatan persaudaraan). Santri selalu merasakan kesenangan bersama menanggung kesulitan bersama. Jadi, semua masalah yang dihadapi akan terasa ringan karena dihadapi dengan bersama-sama.

Bahkan, iktan persaudaraan ini tidak hanya dilakukan ketika didalam pesantren saja, tetapi juga mempengaruhi kehidupan mereka setelah terjun di masyarakat luas.

 

5. Bebas berkreasi dan mengeluarkan ide-ide cemerlangnya

Setiap orang pasti punya ide, inovasi, dan kreasinya masing-masing. Setiap santri yang hidup di pesantren selalu diberikan kebebasan untuk terus berkarya, mengembangkan bakat mereka dengan hal-hal yang mendukungnya. Mereka dididik untuk bebas berfikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depannya, dalam memilih jalan hidup di masyarakat kelak.

Semua kebebasan tetap berada dalam pengawasan sang guru. Jadi tidak ada kebebasan yang tidak bernilai pendidikan.

Yang akan membuat kita lebih yakin lagi untuk menjadi seorang santri adalah, kita harus mengenal dan terjun langsung ke dunia pesantren. 

Selasa, 25 Agustus 2020

BahanAjarKelas 4 BHS ARAB KE 2 - KALIMAT SAPAAN DAN TANYA

KATA SAPAAN (إِلْقَاءُ التَّحِيَّاتِ)  DALAM BAHASA ARAB

 

A.      PENGERTIAN

Kata sapaan  (إِلْقَاءُ التَّحِيَّاتِ)  adalah ucapan untuk menyapa orang lain. Tujuan penggunaannya adalah untuk basa basi, memulai pembicaraan, atau sekedar menyampaikan senyum saja.

Kata sapaan biasanya digunakan sebelum kata kerja digunakan, karena letak kata sapaan yang harusnya diawal pembicaraan.

Dalam kata sapaan juga membutuhkan dhomir dan penggunaan mudzakkar dan muannats yang tepat.

 

B.      MACAM-MACAM

Dalam bahasa Arab tentu ada banyak sekali macam-macam kata sapa yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari hari. Berikut diantaranya:

1.       Sapaan Islami (تَحِيَّةُ الْإِسْلاَمِ)

Sapaan ini diucapkan kapan saja dan kepada siapa saja. Ucapannya adalah :

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ  

(semoga keselamatan atas kalian), dan jawabannya adalah :
 وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ  

(semoga keselamatan dan rahmat Alloh atas kalian).

2.       Sapaan Pada Waktu Pagi تَحِيَّةُ الصَّبَاح)

Sapaan ini diucapkan kepada orang lain pada waktu pagi hari. Ucapannya adalah :

 صَبَاحُ الْخَيْرِ

(selamat pagi) jawabannya adalah

صَبَاحُ النُّوْرِ  

(selamat pagi)

3.       Sapaan Pada Waktu Siang (تَحِيَّةُ النَّهَارِ)

Sapaan ini diucapkan kepada orang lain pada waktu siang hari. Ucapannya adalah :

  نَهَارُكَ سَعِيْدٌ

(selamat siang) jawabannya adalah
 سَعِيْدٌ مُبَارَكٌ

(selamat siang)

4.       Sapaan Pada Waktu Sore (تَحِيَّةُ الْمَسَاءِ)

Sapaan ini diucapkan kepada orang lain pada waktu sore hari. Ucapannya adalah :

 الْخَيْرِ  مَسَاءُ

(selamat sore) jawabannya adalah

 مَسَاءُ النُّوْرِ

(selamat sore)

5.       Sapaan Ketika Bertemu (تَحِيَّةُ اللِّقَاءِ)

Biasanya, sapaan ini digunakan untuk jangka waktu pertemuan yang tidak lama. Beberapa contohnya sebagai berikut :

1.       أَهْلاًوَسَهْلًا وَمَرْحَبًا (selamat datang) dan jawabannya adalah  أَهْلًابِكَ (selamat pada anda)

2.       نَحْنُ فِى شَوْقٍ إَلَيْكَ (Kami sangat merindukanmu) dan jawabannya adalah     وَنَحْنُ كَذَالِكَ

(demikian juga kami)

3.       كَيْفَ حَالُكَ؟ (Bagaimana kabarmu?) dan jawabannya adalah  أَنَابِخَيْرٍوَالْحَمْدُ لِلهِ

(alhamdulillah saya baik-baik saja)

4.       أَنَا سَعِيْدٌ بِهَذَا اللِّقَاءِ (Saya sangat senang bertemu dengan anda) dan jawabannya adalah وَأَنَا              كَذَالِكَ (demikian juga saya)

6.       Sapaan Ketika Berpisah (تحيّة الفراق)

Sapaan ini diucapkan ketika hendak berpisah. Ucapannya adalah إِلَى اللِّقَاءِ   (sampai jumpa) dan jawabannya adalah مَعَ السَّلاَمَةِ  (sampai jumpa kembali). Kemudian pembicara awal mengucapkanفِى أَمَانِ اللهِ   (semoga dalam lindungan Alloh).

 

C.      CONTOH



---------------------------------------------------------------------------------------------------------------


KATA TANYA ( أَدَاوَتُ الإِسْتِفْهَام) DALAM BAHASA ARAB

A.      PENGERTIAN

Kata tanya dalam bahasa Arab disebut الإِسْتِفْهَام (Istifham) yang berguna sebagai kalimat pertanyaan untuk menanyakan sesuatu. أَدَاوَتُ الإِسْتِفْهَام ialah kata yang digunakan untuk menanyakan sesuatu baik yang berakal ataupun yang tidak berakal. Dalam bahasa Arab juga memiliki kata – kata khusus tersendiri yang digunakan untuk melakukan pertanyaan.

 

B.      MACAM-MACAM

Ada beberapa penjelasan mengenai kata istifham ini berikut fungsi kegunaanya masing – masing serta contohnya, sebagai berikut :

1. هَلْ / أَ (Apakah)

Kata tanya هَلْ (hal) ataupun أَ yang berarti apakah ini biasa digunakan untuk menanyakan tentang keadaan sesuatu yang belum diketahui.

Dan biasanya, jawaban dari pertanyaan yang diawali kata tanya هَلْ (hal) tersebut selalu dijawab dengan na’am / ya ataupun la / tidak. Contohnya yaitu:

Ahmad : Apakah engkau sakit ? اَحمد : هَلْ أَنْتَ مَرِيْضٌ؟

Arifin : Tidak, saya sehat عَارفِين : لاَ، أَنَا فِيْ صِحَّةٍ

 

2. مَاذَا / مَا (apa)

Kata tanya مَاذَا atau مَا yang artinya “apa”, biasa digunakan untuk menanyakan suatu jenis, nama, ataupun bentuk dari suatu hal (benda/keadaan). Contohnya yaitu :

Apa yang kau tulis? احمد : مَاذَا تَكْتُبُ ؟

Aku sedang menulis surat عارفين : كْتُبُ رِسَالَةً

 

3. مَنْ (ٍٍٍSiapa)

Kata tanya مَنْ yang memiliki arti “siapa”, digunakan untuk menanyakan subjek (pelaku), ketentuan tokoh, dan orang. Contohnya yaitu :

Siapa yang menulis ini? احمد : مَنْ كَتَبَ هَذَا ؟

Ahmad yang menulis ini عارفيين : أَحْمَدُ كَتَبَ هَذَا

 

4. أَيَّةُ / أَيُّ (yang mana)

Kata tanya أَيُّ ataupun أَيَّةُ yang berarti “yang mana”, adalah kata yang biasa digunakan untuk menanyakan suatu pilihan yang tersedia, dan apa yang akan dipilih oleh si penjawab. Contohnya yaitu :

Pena yang manakah yang kamu suka? احمد : أَيُّ قَلَمٍ  تُحِبُّ ؟

Aku suka pena yang hitam. عارفين : أُحِبُّ قَلَمَ اْلأَسْوَدِ

 

5. مَتَى (kapan)

Kata tanya مَتَى yang berarti “kapan”, digunakan untuk menanyakan keterangan waktu kapan suatu hal akan ataupun telah dilakukan/berlangsung. Contohnya yaitu :

Kapan engkau pergi? احمد : مَتَى  تَذْهَبُ ؟

Aku pergi besok. عارفين: ذهبأَ غَدًا

 

6. أَيْنَ (dimana/kemana)

Kata tanya أَيْنَ yang berarti “dimana / kemana”, ini biasa digunakan untuk menanyakan keterangan tempat terjadinya suatu hal. Contohnya yaitu :

Kemanakah engkau akan pergi? اححمد : أَيْنَ  تَذْهَبُ ؟

Aku hendak pergi ke kampung. عارفين : أَذْهَبُ إِلَى الْقَرْيَةِ

 

7. كَيْفَ (bagaimana)

Kata tanya كَيْفَ yang berarti “bagaimana”, ini biasa digunakan untuk menanyakan keaadaan, cara, serta situasi. Contohnya yaitu :

Bagaimana engkau pergi? احمد : كَيْفَ تَذْهَبُ ؟

Aku pergi naik bus. عارفين : أَذْهَبُ بِالْحَافِلَةِ

 

8. كَمْ (berapa)

Kata tanya كَمْ yang berarti “berapa”, ini biasa digunakan untuk menanyakan jumlah ataupun bilangan. Contohnya yaitu :

Berapa hari engkau pergi? احمد : كَمْ يَوْمًا تَذْهَبُ ؟

Aku pergi selama tiga hari. ارفين : أَذْهَبُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ

 

9. لِمَاذَا (mengapa)

Kata tanya لِمَاذَا yang berarti “mengapa”, ini biasa digunakan untuk menanyakan sebab terjadinya sesuatu. Contohnya yaitu :

Mengapa engkau terlambat? احمد : لِمَاذَا  تَأَخَّرْتَ ؟

Jalanan macet. عارفين : الطَّرِيْقُ مُزْدَحِمَةٌ

 

10. لِمَنْ (punya siapa)

Kata tanya لِمَنْ yang berarti “punya siapa”, ini biasa digunakan untuk menanyakan kepemilikan suatu benda, siapa pemilik dari benda tersebut. Contohnya yaitu :

Punya siapakah pena ini? احمد : لِمَنْ هَذَا الْقَلَمُ ؟

Ini pena Ahmad. عارفين : قَلَمُ هَذَا لِاحْمَدِ

 

C.      CONTOH



Kamis, 13 Agustus 2020

BahanAjarKelas 5 QURDIS KE 2 SURAH AL MAUN

Membantu anak yatim dan Fakir miskin,
Melaksanakan sholat dengan khusuk

 

Siapakah orang yang disebut mendustakan agama ?

Siapakah orang yang shalat tapi mendapatkan siksa ?

Mengapa orang-orang tersebut bias menjadi celaka ?

Ayo kita pelajari surah Al-Mā’ūn untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut.

 

A.     MEMBACA SURAH AL-MĀ’ŪN

Surah Al-Mā’ūn terdiri dari 7 ayat dan tergolong sebagai surah Makkiyah sebab diturunkan pada periode dakwah Mekkah sebelum Rasulullah Saw. dan para pengikutnya hijrah ke Yastrib atau Madinah. Surat Al-Maun berarti bantuan penting atau hal-hal berguna, diambil dari kata Al-Mā’ūn. Surat Al-Mā’ūn juga merupakan kisah cinta dan peduli terhadap sesame yang merupakan simbol dan tujuan agama Islam.

Peristiwa penting dari turunnya surah Al-Mā’ūn adalah berkenaan dengan apakah Abu Sufyan atau Abu jahal, Al-ash Ibn Walid atau selain dari mereka. Konon setiap minggu mereka menyembelih unta. Suatu ketika, seorang anak yatim datang meminta sedikit susu dan daging yang telah disembelih itu. Namun, ia tidak memberinya bahkan menghardik dan mengusir anak yatim tersebut. Maka turunlah ayat 1 sampai 3. Adapun ayat 4 sampai 7 yaitu turun berkaitan dengan orang-orang munafik yang gemar pamer shalat, kikir atau bakhil memberi pinjaman dan sebagainya.

Mari membaca surah Al-Mā’ūn dengan baik dan benar !

~ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ ~

أَرَءَيۡتَ ٱلَّذِي يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ. فَذَٰلِكَ ٱلَّذِي يَدُعُّ ٱلۡيَتِيمَ. وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ. فَوَيۡلٞ لِّلۡمُصَلِّينَ. ٱلَّذِينَ هُمۡ عَن صَلَاتِهِمۡ سَاهُونَ. ٱلَّذِينَ هُمۡ يُرَآءُونَ وَيَمۡنَعُونَ ٱلۡمَاعُونَ. 

Artinya :

1.  Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

2.  Itulah orang yang menghardik anak yatim,

3.  dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

4.  Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

5.  (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

6.  orang-orang yang berbuat riya,

7.  dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

 

B. TERJEMAH SECARA TAFSIRNYA

1.  Tahukah kamu, wahai Rasul, orang yang mendustakan agama dan mengingkari hisab serta hari pembalasan di akhirat nanti?

2.  Jika engkau ingin tahu, maka para pendusta agama, hisab, dan hari pembalasan itulah orang yang menghardik anak yatim, menyakiti hatinya, dan berbuat zalim kepadanya dengan menahan haknya. Dia tidak lagi peduli terhadap anak yang sudah kehilangan tumpuan hidupnya itu.

3.  dan dia tidak mendorong orang lain untuk memberi makan orang miskin yang tidak mempunyai kecukupan untuk memenuhi keperluan hidupnya sehari-hari. Bila dia enggan mendorong orang lain untuk memberi makan dan memperhatikan kesejahteraan anak yatim, bagaimana mungkin dia, dengan kekikiran dan kecintaannya pada harta, mendorong dirinya sendiri untuk berbuat demikian?

4-5. Maka binasa dan celakalah orang yang salat yang memiliki sifat-sifat tercela berikut. Yaitu orang-orang yang lalai terhadap salatnya, di antaranya dengan tidak memenuhi ketentuannya, mengerjakannya di luar waktunya, bermalas-malasan, dan lalai akan tujuan pelaksanaanya.

6.   Tidak hanya itu, mereka jugalah orang-orang yang berbuat ria, baik dalam salatnya maupun semua perbuatan baiknya. Dia beramal tanpa rasa ikhlas, melainkan demi mendapat pujian dan penilaian baik dari orang lain.

7.  Dan di samping itu, mereka juga enggan memberikan bantuan kepada sesama, bahkan untuk sekadar meminjamkan barang keperluan sehari-hari yang sepele. Hal ini mengindikasikan buruknya akhlak mereka kepada orang lain. Dengan begitu, lengkaplah keburukan mereka. Selain tidak beridabah kepada Tuhan dengan sempurna, mereka pun tidak berbuat baik kepada manusia.

 

C.    ISI POKOK KANDUNGAN SURAH AL-MĀ’ŪN

Berikut ini isi kandungan surat Al-Mā’ūn, yaitu :

1. Surah Al-Mā’ūn menunjukkan kepada Rasulullah, siapa orang-orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan.

2. Allah mencela dan memastikan kecelakaan bagi orang-orang yang mendustakan agama.

3. Surah Al-Mā’ūn menunjukkan ciri orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan yaitu suka menghardik anak yatim dan tidak mau memberikan makanan kepada orang-orang miskin. Mereka juga lalai dari shalatnya, riya’ serta tidak mau menolong sesama.

4. Allah mencela dan memastikan kecelakaan bagi orang-orang yang lalai dari shalatnya. Yaitu orang yang lalai dari tujuan dan nilai-nilai shalat, mengerjakan shalat untuk dipuji orang dan tidak mau membantu orang lain.

5. Shalat yang diterima Allah dan menyelamatkan seseorang dari kecelakaan adalah shalat yang ikhlas serta berdampak pada kehidupannya, menjadi lebih bertaqwa kepada Allah dan lebih menyayangi sesama manusia.

6. Sebaliknya, Allah menyukai orang-orang yang menyantuni anak yatim dan membantu orang-orang miskin serta menolong sesama dengan apa yang mereka bisa.

7. Islam mengajarkan hubungan baik kepada Allah melalui ibadah yang ikhlas dan mengajarkan hubungan baik kepada sesama manusia dengan membantu orang lain dan menolong yang lemah; termasuk menyantuni anak-anak yatim dan memberi makanan orang-orang miskin.

 

 

 

 

 

Selasa, 04 Agustus 2020

BahanAjarKelas 4 FIQIH KE 2 MELAKSANAKAN DAN HIKMAH PELKASANAAN ZAKAT FITRAH

C. MELAKSANAKAN ZAKAT FITRAH

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dibayarkan oleh muslim yang berkecukupan. Umat muslim dianjurkan menunaikan zakat fitrah pada rentang waktu masuknya bulan Ramadhan sampai sebelum sholat Idul Fitri. Membayar zakat di Bulan Ramadhan tidak hanya untuk membersihkan diri dari dosa-dosa, tetapi juga mengurangi kesenjangan sosial yang ada di masyarakat.

Zakat fitrah merupakan zakat yang wajib bagi umat Muslim yang telah mampu menunaikannya. Zakat fitrah dikeluarkan satu kali dalam satu tahun pada bulan Ramadan.

1.    Tata Cara

Berikut ini tata cara dan niat membayar zakat fitrah

 

a)    Membayar zakat fitrah dalam bentuk makanan pokok (beras/gandum) atau uang seharga makanan pokok tersebut.

b)    Takaran besaran zakat 2,5 kilogram.

c)    Waktu membayar zakat fitrah boleh ditunaikan sejak awal bulan Ramadhan.

Namun pada umumnya bisa dilakukan tiga hari menjelang hari raya Idul Fitri atau akhir Ramadhan.

 

d)    Ketika menyerahkannya maka membaca niat membayar zakat fitrah.

 

Berikut doa niat membayar zakat fitrah untuk diri sendiri, istri, anak, hingga anggota keluarga lain

 

- Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri

 

ﻧَﻮَﻳْﺖُ أَﻥْ أُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻧَﻔْسيْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

 

NAWAYTU AN UKHRIJA ZAKAATA AL-FITRI ‘AN NAFSI FARDHAN LILLAHI TA’ALA

 

Artinya: Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri fardhu karena Allah Taala.

 

- Zakat Fitrah untuk Istri

 

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِﻋَﻦْ ﺯَﻭْﺟَﺘِﻲْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

 

NAWAYTU AN UKHRIJA ZAKAATA AL-FITRI ‘AN ZAUJATI FARDHAN LILLAHI TA’ALA

 

Artinya: Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku fardhu karena Allah Taala.

 

- Zakat Fitrah untuk Anak Laki-laki

 

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻭَﻟَﺪِﻱْ … ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

 

NAWAYTU AN UKHRIJA ZAKAATA AL-FITRI ‘AN WALADI FARDHAN LILLAHI TA’ALA

 

Artinya: Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak laki-lakiku... (sebutkan nama) fardhu karena Allah Taala.

 

- Zakat Fitrah untuk Anak Perempuan

 

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِﻋَﻦْ ﺑِﻨْﺘِﻲْ … ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

 

NAWAYTU AN UKHRIJA ZAKAATA AL-FITRI ‘AN BINTI FARDHAN LILLAHI TA’ALA

 

Artinya: Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku... (sebutkan nama) fardhu karena Allah Taala.

 

- Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Seluruh Keluarga

 

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَنِّيْ ﻭَﻋَﻦْ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﻣَﺎ ﻳَﻠْﺰَﻣُنِيْ ﻧَﻔَﻘَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺷَﺮْﻋًﺎ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

 

NAWAYTU AN UKHRIJA ZAKAATA AL-FITRI ANNI WA AN JAMI’I MA YALZIMUNIY NAFAQATUHUM SYAR’AN FARDHAN LILLAHI TA’ALA

 

Artinya: Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku fardhu karena Allah Taala.

 

- Niat Zakat Fitrah untuk Orang yang Diwakilkan

 

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ (..…) ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

 

NAWAYTU AN UKHRIJA ZAKAATA AL-FITRI 'AN (……) FARDHAN LILLAHI TA’ALA

 

Artinya: Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk……..(sebutkan nama spesifik), fardhu karena Allah Taala.

 

Doa Menerima Zakat Fitrah

 

Setelah membaca niat dan menyerahkan zakat, orang yang menerimanya disunnahkan untuk mendoakan orang yang memberi zakat dengan doa-doa baik.

 

Doa seperti ini boleh diucapkan dalam bahasa apa pun.

 

Berikut satu di antara contohnya:

 

ﺁﺟَﺮَﻙ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﻋْﻄَﻴْﺖَ، ﻭَﺑَﺎﺭَﻙَ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﺑْﻘَﻴْﺖَ ﻭَﺟَﻌَﻠَﻪُ ﻟَﻚَ ﻃَﻬُﻮْﺭًﺍ

 

Aajaraka Allahu fiima a’thayta, wa baaraka fiima abqayta wa ja’alahu laka thahuran

 

Artinya: Semoga Allah memberikan pahala atas apa yang engkau berikan, dan semoga Allah memberikan berkah atas harta yang kau simpan dan menjadikannya sebagai pembersih bagimu.

 

2.    Simulasi Zakat Fitrah

Zakat Fitrah per orang = 3,5 liter x harga beras di pasaran per liter. Contoh: Harga beras di pasar rata-rata Rp10.000,- per liter, maka zakat fitrah yang harus dibayar per orang sebesar Rp35.000,-. Jika dihitung dari segi berat, maka Zakat Fitrah per orang = 2,5 kg x harga beras di pasaran per kilogram.

 

3.    Orang yang Wajib mengeluarkan Zakat Fitrah

Orang yang mengeluarkan zakat disebut “Muzakki”. Ada tiga kondisi yang membuat orang wajib membayar zakat. Muhammad bin Qasim Al-Ghazi dalam  Kitab “Fathul Qarib” mejelaskan :

1)    Pertama adalah orang beragama Islam.

2)    Waktu wajib untuk membayar zakat yaitu awal Ramadhan sampai awal dari Syawal. Sementara itu, orang yang meninggal sebelum masuk 1 Syawal tidak wajib membayar zakat fitrah. Hal yang sama berlaku untuk bayi yang lahir setelah Bulan Ramadhan.

3)    Memiliki makanan pokok yang melebihi kebutuhan dari keluarga ketika Idul Fitri atau malamnya.

 

4.    Orang yang berhak menerima Zakat Fitrah

Orang yang berhak menerima zakat disebut  “Mustahiq”. Oleh sebab itu, dalam surat At-Taubah ayat 60, Allah memberi petunjuk tentang beberapa pihak yang berhak memeroleh zakat :


۞إِنَّمَا ٱلصَّدَقَٰتُ لِلۡفُقَرَآءِ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱلۡعَٰمِلِينَ عَلَيۡهَا وَٱلۡمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمۡ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَٱلۡغَٰرِمِينَ وَفِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِۖ فَرِيضَةٗ مِّنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٞ 

Terdapat 8 golongan yang berhak menerima zakat. Berikut penjelasannya: 

1.    Fakir

Yang dimaksud fakir adalah orang melarat. Golongan ini hidupnya amat sengsara karena tidak memiliki harta dan tidak mempunyai tenaga yang cukup untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya. Oleh sebab itu, zakat wajib diberikan untuk mereka agar dapat membantu memenuhi kebutuhan. 

Miskin

Orang miskin sedikit berbeda dengan orang fakir. Orang miskin tidak melarat karena memiliki penghasilan dan pekerjaan tetap, namun dalam keadaan kekurangan. Mereka tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. 

 

2.    Amil Zakat

Amil zakat adalah orang-orang yang melaksanakan segala urusan zakat, mulai dari mengumpulkan, menyimpan, menjaga, mencatat berapa zakat masuk dan keluar, serta mendistribusikannya kepada penerima zakat. Pekerjaan ini harus diberi imbalan, yakni berupa zakat. 

 

3.    Mualaf

Mualaf yaitu orang yang baru masuk Islam, sehingga imannya belum mantap. Mereka diberi zakat agar bertambah kesungguhan dan keyakinan mereka dalam memeluk Islam. Ini juga sebagai bukti bahwa segala pengorbanan mereka dengan masuk Islam tidak sia-sia.

 

4.    Hamba Sahaya atau Budak

Karena golongan ini tidak ada lagi, maka menurut pendapat mayoritas ulama, zakat dialihkan ke golongan mustahik lain. Namun, sebagian ulama berpendapat bahwa golongan ini masih ada, yaitu para tentara yang menjadi tawanan.

 

5.    Orang yang Memiliki Banyak Hutang

Golongan yang dimaksud adalah orang yang berhutang untuk kepentingan pribadi, bukan untuk tujuan maksiat, dan tidak sanggup membayarnya. Orang ini sepantasnya dibantu dengan diberi zakat. 

Sementara itu, orang yang berutang untuk memelihara persatuan umat Islam atau berutang untuk kemaslahatan umum seperti membangun masjid atau yayasan Islam, maka ia dapat menerima zakat. 

 

6.    Fi sabilillah

Fi sabilillah adalah orang yang berjuang untuk kepentingan Islam dan para muslimin. Di masa modern, sabilillah tidak hanya dimaknai sebagai orang yang berperang secara fisik, tetapi juga mereka yang mengerjakan kebajikan untuk kepentingan umat.

 

7.    Ibnu Sabil

Ibnu Sabil merupakan musafir yang sedang dalam perjalanan dan bukan untuk tujuan maksiat. Zakat kepada golongan ini bertujuan agar menghindarkan mereka dari sengsara ketika tidak sedang berada di kampung halaman.

D. HIKMAH ZAKAT

Hikmah zakat fitrah ternyata ada banyak sekali. Beberapa di antaranya bisa kamu lihat pada uraian berikut ini:

 

1. Mensucikan jiwa orang-orang yang berpuasa

Seperti yang disebutkan dalam hadits sebelumnya, tujuan membayar zakat fitrah adalah untuk membersihkan orang-orang yang berpuasa dari ucapan yang kotor dan sia-sia. Membayar zakat juga akan menyempurnakan ibadah Idulfitri.

 

2. Memberi makan orang-orang yang berhak

Membayar zakat sebelum pelaksanaan salat Idulfitri memungkinkan para mustahik zakat, terutama orang-orang fakir dan miskin untuk bisa mencukupi kebutuhan di hari raya. Dengan membayar zakat, orang-orang miskin tidak perlu kesusahan dan meminta-minta sehingga bisa merasakan kebahagiaan yang sama.

 

3. Bentuk kebaikan

Memberi kepada orang-orang yang kurang beruntung dari kita adalah sebuah kebaikan yang akan dicatat pahalanya. Membayar zakat juga merupakan cara umat Islam untuk menunjukkan kasih sayang terhadap sesamanya.