Selasa, 31 Januari 2017

MAAF “MERASA BERSALAH ATAS PERBEDAAN YANG SAMA”

Sudah kuduga dari awal, suatu saat nanti pasti ada orang yang menegur/ mengkritikku karena sikap dan tindakanku yang berbeda. Ternyata betul adanya, ada beberapa orang mendatangiku dan menyampaikan kritik & tegurannya.
Suaasana keakraban dari suasana perbedaan

Anggaplah ini orangnya, Y = aku sendiri, X1 = org pertama, X2 org kedua, X3 = org ketiga, X4 = org keempat.

Ini percakapan diantara mereka denganku :
X1 : Kenapa bapak tidak ngomong ke saya untuk melakukan hal itu, isnyaallah akan saya bantu ?
Y     : Maaf, saya masih bisa berikhtiyar dan melakukan sendiri suatu pekerjaan. Lagi pula anda kan masih punya kesibukan juga, kenapa saya harus minta bantuan.
X2  : Kenapa bapak tidak segera menyampaikan hal itu, coba segera disampaikan insyaallah tidak serumit ini ?.
Y     : Maaf, saya lakukan ini karena saya memegang teguh pernyataan anda, “kalau anda akan fokus dengan tugas barumu sebagai ketua”.
X3  : Kenapa bapak kok menyembunyikan hal itu, coba bapak berterus terang mungkin tak ketinggalan robongan kami ?.
Y     : Maaf, saya lakukan ini karena kalau saya ada dengan kalian semua hanya punya 1 tujuan, khawatir anda tidak bisa fokus dengan tujuanmu karena tujuanku banyak bukan hanya 1.
X4  : Lantas, kenapa bapak melakukan semua yang tadi itu ?. “tercengang”.
Y     : Heemm, kenapa kalian semua kok tercengang, saya lakukan semua itu karena saya orang yang miskin harta.

“semua orang yang empat pada tambah tercengang sambil bisik-bisik diantara mereka”. Hhhahh,,,Hmmmmm”.

Y     : yaa, maksudnya begini. Namanya orang gak punya harta ya kan gak ada sesuatu yang mau diberikan kepada kalian, ya saya berusaha memberikan media atau jalan untuk kalian supaya bisa menikmati apa yang seharusnya kalian nikmati, toh yang merasakan kan kalian semua.

“mereka semua kompak mengatakan”, “terimaksih banyak bapak !”

Y     : Lhooooh,,,, kok berterima kasih ke saya, anda semua tadi bilang mau mengkritikku karena saya dianggap keliru ?
X1  : ia, karena bapak telah mengajariku arti tentang “lakukan sesuatu itu dengan STATUS DIRINYA SENDIRI”, bukan karena status tetangga, orang dekat, saudara ataupun stutus-status yang lain.
X2  : ia, karena bapak telah mengajariku arti tentang “pentingnya memegang sebuah prinsip serta punya komitmen”
X3  : ia, karena bapak mengajariku arti tentang “berpikir itu jangan hanya 1 sisi saja, tapi harus yang komprehenship serta multi-arah”.
X4  : ia, karena bapak mengajariku arti tentang “yang paling baik itu yang selalu bisa setiap saat memberi manfaat buat yang lain”.
Y     : Oo,,, begitu maksudnya ?.  jika itu semua dianggap baik, silahkan diambil. Jika itu tidak baik, buanglah jauh-jauh.

“mereka semua kompak mengatakan”, “Semua perbedaan belum tentu menunjukkan sebuah permusuhan atau ketidak-sukaan”. Tapi sebaliknya, perbedaan itu adakalanya mengarah pada satu muara.

Akhirnya, saya dan mereka saling minta maaf karena sama-sama merasa bersalah atas sesuatu yang belum diketahui maksud yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar