Pendidikan anak
menurut Islam merupakan tanggung jawab orang tua. Ini sebagaimana disebutkan
dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا
أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا
مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ
مَا يُؤْمَرُونَ {التحريم:٦}
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Tahrim:6).
Nabi Muhammad
bersabda:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُولَدُ عَلَى
الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ
“Setiap anak
dilahirkan dalam kedaan diatas fitrah (Islam). Maka, kedua orang tuanyalah yang
menjadikan anak tersebut menjadin Yahudi, Nasrani dan Majusi (HR.
Al-Bukhari, no.1384 dan Muslim, no.2658. Hadits dari Abu Hurairah”
Karenanya,
peranan orang tua sangat besar dalam member arah bagi pendidikan seorang anak.
Para Nabi Alloh Ta’ala pun sangat memperhatikan terhadap pendidikan
anak-anaknya . Mereka khawatir bila anak-anaknya terjatuh pada perilaku
menyimpang. Seperti menyekutukan Alloh (berbuat syirik) perilaku tercela
lainnya. Ini tergambar dalam firman Allah :
Karenanya, peranan orang tua sangat besar dalam member arah bagi pendidikan seorang anak. Para Nabi Alloh Ta’ala pun sangat memperhatikan terhadap pendidikan anak-anaknya . Mereka khawatir bila anak-anaknya terjatuh pada perilaku menyimpang. Seperti menyekutukan Alloh (berbuat syirik) perilaku tercela lainnya. Ini tergambar dalam firman Allah :
أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ
يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُوا
نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ
إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ{البقرة: ١٣٣ }
“Adakah kamu
hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada
anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan
menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu)
Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”.
(Al-Baqarah:133)
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ
كَالْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَب
مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ الْكَافِرِينَ{هود: ٤٢}
“Dan bahtera
itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil
anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku,
naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang
yang kafir.” (Hud:42)
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ
اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ
الْأَصْنَامَ{ إبراهيم:٣٥}
“Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah),
negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala”
(Ibrohim:35)
Jadi,
pendidikan anak merupakan tanggung jawab orang tua.
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ
عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap
diri kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertannggung
jawabannya tentang yang dipimpinnya.
(mutafaqun ‘alaih Hadits dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhum).”
Semoga tulisan
singkat ini menyadarkan para orang tua terhadap apa yang menjadi tanggung
jawabnya.
Semoga tulisan singkat ini menyadarkan para orang tua terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya.
========
========
Tidak ada komentar:
Posting Komentar